Pasar telepon seluler pintar paling besar di Indonesia ada di kelas menengah. Segmennya beragam, di antaranya adalah kaum muda dan entry level alias pengguna pemula. Dua segmen pasar yang cukup menggiurkan ini kini menjadi incaran berbagai vendor ponsel pintar.
Sony Mobile Communications Indonesia, salah satu vendor papan atas global yang ada di Indonesia, cukup konsisten dalam membidik pasar potensial ini. Setelah meramaikan pasar dengan Xperia E3 tahun lalu, kali ini Sony meluncurkan generasi penerusnya, Xperia E4 dual SIM.
Harga yang dibanderol per unitnya cukup terjangkau, yakni Rp 1,99 juta. “Ponsel ini didesain untuk anak muda 15–20 tahun dengan harga yang sangat terjangkau,” kata Ika Paramita, Marketing Manager Sony Mobile Communications Indonesia, dalam acara peluncuran di Jakarta beberapa waktu lalu.
Fitur yang diunggulkan adalah kemudahan penggunaan, hiburan dengan layar lebar, dan daya tahan baterai yang panjang. Lantas, bagaimana performanya? Tempo sempat mencoba ponsel ini selama sepekan terakhir. Berikut ini ulasannya.
DESAIN
Kesan pertama saat memegang ponsel ini, bodinya terasa tebal. Bungkus bagian belakang tempat baterai dan kartu SIM yang terbuat dari bahan plastik mirip bumper pada mobil, menonjol dan sangat protektif. Meski begitu, cukup mudah untuk membukanya saat akan memasukkan kartu SIM atau kartu micro-SD.
Layar dengan teknologi in-plane switching tipe qHD seluas 5 inci dengan resolusi 540×960 piksel dan kerapatan 220 ppi cukup nyaman untuk digunakan. Dibanding Xperia E3, layar E4 lebih besar setengah inci. Dan berkat teknologi Sony Smart Display, dari sudut mana pun layar dilihat tetap jelas.
FITUR
Xperia E4 diperkuat dengan sistem operasi Android KitKat. Sony belum bisa memastikan apakah ponsel ini bakal mendapat versi terbaru Android Lollipop atau tidak seperti di seri premium, Xperia Z1, Z2, dan Z3. Namun untuk ponsel dengan harga terjangkau, Android KitKat sudah sangat bagus.
Tampilan layar utama Xperia E4 cukup sederhana dan user intreface mudah digunakan, mirip dengan kebanyakan ponsel Sony lainnya. Pada layar utama terdapat aplikasi yang paling sering digunakan. Selain itu, terdapat aplikasi khas bawaan Sony, seperti Walkman, yang dapat mengakses jutaan musik tanpa batas.
KAMERA
Kamera menjadi salah satu andalan ponsel ini. Sebab, seperti kata Ika, ponsel ini juga ditujukan untuk para penggila selfie. Kamera belakang memiliki resolusi 5 megapiksel dan depan 2 megapiksel. Walau resolusi tak terlalu besar, Sony menyertakan aplikasi yang bisa memperbaiki kualitas gambar.
Selain itu, setelan augmented reality atau AR memungkinkan kita untuk menambah berbagai ornamen dalam foto, seperti gambar dinosaurus. Mungkin terdengar aneh, tapi untuk anak-anak fitur tersebut cukup menyenangkan. Ada juga manual shooting modeuntuk memilih setelan yang sesuai dengan kebutuhan.
Adapun untuk video, kita dapat membaginya dengan teman melalui jejaring YouTube atau Facebook. Kualitas video yang dihasilkan adalah Full HD. Selain itu, ada efek slow motion.
PERFORMA
Prosesor MediaTek MT6582 quad-core 32-bit dengan kecepatan 1,3 gigahertz menjadi andalan Xperia E4. Saat Tempo mencoba menjalankan aplikasi game sederhana, berjalan normal dan mulus. Namun ketika membuka banyak aplikasi bersamaan, akan terlihat jeda dan sedikit mengganggu.
Untuk melihat performa mesin, Tempo menggunakan aplikasi AnTuTu Benchmark versi 5.6.2 dari Google Playstore. Skor yang diraih adalah 18.802. Jika diterjemahkan dalam peringkat performa, ponsel Xperia E4 berada di bawah Xiaomi MI 2 dan ASUS ZenFone 5.
BATERAI
Untuk yang satu ini, baterai Xperia E4 memang jagonya. Berkekuatan 2.300 mAh, Sony mengklaim umur baterai dapat bertahan dua hari. Tempo membuktikannya. Tempomencobanya untuk menelepon, berkirim pesan, dan memainkan game. Hasilnya benar, baterai dapat bertahan kurang-lebih dua hari.
Sebagai gambaran, dibanding baterai yang tertanam dalam Xperia Z3, baterai Xperia E4 hanya lebih kecil 800 mAh. Namun, bila dibandingkan dengan ponsel di kelasnya, masa hidup Xperia E4 paling lama.
KESIMPULAN
Sony Xperia E4 bisa dibilang mengalami perbaikan besar dibanding pendahulunya, Xperia E3. Ukurannya sedikit lebih besar dan memiliki kemampuan lebih banyak ketimbang E3. Sebagai ponsel pintar dengan harga terjangkau, Xperia E4 bisa menjadi pilihan, terutama karena daya tahan baterai yang panjang.
Sebagai pilihan alternatif di kelas ini ada Motorola generasi kedua, yakni Moto E2. Pada kelas harga di bawah Rp 2 juta, Moto E2 cukup laris, tapi layarnya lebih kecil, yakni 4,5 inci TFT LCD dengan resolusi 960 x 540. Adapun prosesor yang dibenamkan adalah Snapdragon 410 quad-core 1,2 GHz. Berbekal sistem operasi terbaru Android Lollipop, Moto E2 dibanderol dengan harga sekitar Rp 1,6 juta.
PLUS
Baterai tahan lama.
User interface mudah digunakan.
Terdapat banyak aplikasi kamera.
MINUS
Resolusi layar rendah.
Desain gendut.
Performa mesin biasa saja.