Athritis atau biasa di kenal dengan istilah rematik adalah penyakit yang umumnya terjadi pada seseorang dengan usia lanjut, karena terjadinya penumpukan atau pengkristalan asam urat di organ-organ tubuh tertentu khusunya di area persendian. Rematik dapat berujung pada tingkat kronis yang membahayakan penderitanya, karena apabila mencapai pada tingkat kronis akan dapat mengakibatkan kelumpuhan pada anggota penggerak tubuh.
Penyebab penyakit rematik sampai saat ini belum dapat di ketahui secara jelas, namun di duga penyakit rematik ini timbul karena di picu oleh beberapa faktor. Kombinasi beberapa faktor yang dapat menimbulkan rematik, di antaranya :
- Infeksi virus
- Perubahan hormon
- Kerentanan genetik
- Kelainan bawaan
Dalam hal ini, perempuan memiliki resiko yang lebih tinggi terkena penyakit rematik di bandingkan laki-laki. Wanita yang sudah terkena penyakit rematik, apalagi pada saat wanita penderita rematik tersebut dalam kondisi hamil atau menyusui, karena akan dapat memperburuk keadaan wanita tersebut.
Gangguan autoimun juga dapat menjadi penyebab terjadinya rematik. Autoimun adalah sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari gangguan virus, kuman, bakteri, jamur dan infeksi. Gangguan autoimun terjadi pada saat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel pada jaringan tubuh sendiri yang seharusnya sistem kekebalan tubuh tersebut berfungsi sebagai bentuk perlindungan tubuh dari serangan virus, bakteri, jamur dan infeksi.
Rematik juga bisa di artikan sebagai keadaan dimana sendi mengalami kerusakan karena akibat dari ketidak lancaran proses perbaikan dalam sendi-sendi tersebut. Kondisi ini dapat menjadi lebih parah apabila timbulnya cairan jahat (muskus) yang mengalir melalui sendi otak dan jaringan struktur lain di dalam tubuh. Penyakit rematik ini di kategorikan olah kalangan dokter sebagai kelompok penyakit reumatologi atau penyakit sendi.
Menurut data kesehatan Indonesia, sekitar 90% penderita rematik adalah kalangan lansia (lanjut usia) yang berusia di atas 60 tahun. Apabila sudah melebihi usia di atas 50 tahun, sebaiknya jangan melakukan aktivitas berlebihan yang dapat membebani persendian anggota gerak badan. Di anjurkan bagi penderita rematik yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas untuk menurunkan berat badannya agar tidak terlalu membebani tumpuan pada sendi lutut dan selalu menjaga berat badan ideal.
Terdapat beberapa keluhan dan gejala pada penyakit rematik, di antaranya :
- Tubuh terasa kaku dan tidak bertenaga
- Terasa nyeri di bagian persendian
- Membengkaknya sendi
- Otot terasa lemah
Pengobatan pada penyakit rematik dapat di lakukan pengobatan medis dengan pemberian obat-obat kimia. Dengan mengkonsumsi obat-obatan kimia dapat mengobati dan menyembuhkan rematik, namun obat-obatan kimia dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh penderita dan organ-organ tubuh tertentu seperti ginjal,hati dan lambung dan juga memiliki efek samping yang dapat membahayakan khususnya apabila di konsumsi oleh penderita lansia.
Untuk menghindari dan mencegah terjadinya rematik, anda dapat melakukan beberapa hal, antara lain :
1. Menjaga berat badan ideal dan menghindari makanan tinggi purin
Dengan menjaga berat badan ideal akan dapat menormalkan produksi asam urat dalam darah sehingga tidak terjadi penumpukan atau pengendapan asam urat dalam darah yang menyebabkan peradangan sendi atau rematik. Mengkonsumsi makanan-makanan yang memiliki kandungan purin yang tinggi akan dapat meningkatkan resiko terkena rematik. Makanan-makanan yang mengandung kandungan purin yang tinggi yaitu, emping, kacang kering, jeroan, bayem, kembang kol, asperragus dan estrak daging.
2. Membiasakan gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat akan membantu meningkatkan pembuangan pada asam urat sehingga tidak terjadi penumpukan dan pengendapan yang menyebabkan rematik. biasakan juga mengkonsumsi banyak air putih hingga 2 liter lebih sehari, menurunkan berat badan untuk memperlancar proses pembuangan atau metabolisme dan hindari segala jenis minuman yang mengandung alkohol yang dapat meningkatkan produksi menghambat proses ekresi asam urat pada ginjal sehingga terjadinya rematik.
3. Hindari penggunaan obat-obatan yang memicu peningkatan asam urat
Beberapa obat-obatan dapat memicu peningkatan produksi asam urat yang menyebabkan penumpukan dan pengendapan asam urat pada organ tertentu, sehingga terjadinya peradangan pada sendi atau rematik, Apabila peningkatan produksi asam urat yang di hasilkan tidak di seimbangi dengan pembuangan atau metabolisme tubuh serta ekresi asam urat pada ginjal akan berpengaruh buruk pada kesehatan tubuh penderita asam urat serta rematik.
4. Lindungi persendian
Sendi merupakan tumpuan maupun bagian penggerak dari tubuh. Kerusakan atau peradangan pada sendi akan rentan mengakibatkan rematik. Jagalah kesehatan sendi anda dengan mengistirahatkan sendi dalam posisi yang rilkes dan santai, serta hindari posisi yang sama dalam waktu yang lama. Apabila sendi terasa kaku, gerakan sendi secara perlahan agar tidak terjadi kerusakan yang dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada sendi.
Demikian pembahasan mengenai penyakit remtik. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah wawasan serta ilmu pengetahuan.
4. Lindungi persendian
Sendi merupakan tumpuan maupun bagian penggerak dari tubuh. Kerusakan atau peradangan pada sendi akan rentan mengakibatkan rematik. Jagalah kesehatan sendi anda dengan mengistirahatkan sendi dalam posisi yang rilkes dan santai, serta hindari posisi yang sama dalam waktu yang lama. Apabila sendi terasa kaku, gerakan sendi secara perlahan agar tidak terjadi kerusakan yang dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada sendi.
Demikian pembahasan mengenai penyakit remtik. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah wawasan serta ilmu pengetahuan.