DATA WHO MENGENAI TBC DI INDONESIA
Indonesia pada tahun 1990 pernah menjadi negara dengan peringkat ketiga dunia yang penduduknya sebagian besar terjangkit infeksi TBC, namun Indonesia berhasil memperbaiki hal tersebut dengan menurunnya jumlah penduduknya yang terjangkit TBC dan menjadi menduduki peringkat ke-5 dunia berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia. Sekarang mari kita bahas mengenai apa pengertian dari penyakit Tuberculosis.
DEFINISI TBC (TUBERCULOSIS)
Tbc adalah singkatan dari Tuberculosis yang merupakan penyakit yang bersifat menular dan di sebabkan oleh strain mikobakteria atau dalam dunia medis di kenal dengan Mtb (Mycobacterium tuberculosis) . Mikobakteri tuberculosis ini dapat menyebar melalui udara pada saat penderita Tbc ini bersin dan batuk, sehingga butiran-butiran ludah yang mengandung mikobakteria tuberculosis tersebut menyebar dan dapat menular pada orang sekitar penderita Tbc.
TBC (Tuberculosis) merupakan salah satu penyakit yang berbahaya di dunia. Para ahli kesehatan berpendapat dan percaya bahwa sepertiga penduduk atau populasi dunia telah terkena infeksi Tuberculosis dan infeksi jenis baru dengan kecepata sekitar satu detik per individu. Hal ini tentu harus kita waspadai karena berdasarkan data WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia, pada tahun 2007 terdapat 13.700.000 kasus kronis Tuberculosis di dunia dan di prediksikan pada tahun 2010 akan terjadi peningkatan kasus yaitu sebanyak 8.800.000 dan sekitar 1.500.000 kasus kematian yang terjadi yang umumnya terjadi di berbagai negara berkembang.
TBC (Tuberculosis) tidak menyebar secara merata, namun kasus terbanyak di dapatkan di daerah asia-afrika. Dimana di berbagai negara asia-afrika yang penduduknya melakukan tes tuberkulin terdapat sekitar 80 % telah positif terjangkit infeksi Tuberculosis. Terjadi banyak kasus Tuberculosis di negara-negara asia-afrika di sebabkan oleh lemahnya sistem kekebalan tubuh penduduknya yang di akibatkan terkena infeksi HIV (Human Immnunodefiency Virus) atau virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang virus tersebut berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodefiency Syndrome) atau penyakit yang timbul akibat terkena infeksi dan serangan virus HIV.
Pada seseorang yang terinfeksi oleh virus Tbc biasanya di tandai dengan batuk dengan bercak darah atau dahak, kemerosotan berat badan yang signifikan dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas. Pemeriksaan atau tes untuk mendiagnosis apakah kita terinfeksi atau terjangkit virus Tbc dapat dilakukan dengan pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh, Radiologi dengan sinar-X serta pemeriksaan mikroskopis.
KETERKAITAN HIV/AIDS DENGAN TBC
Seorang ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dan juga terinfeksi serta terjangkit bakteri Tbc menunjukan terdapat 30% perkembangan penyakit aktif dan sebaliknya pada orang yang tidak terjangkit virus dan penyakit HIV/AIDS menunjukan terdapat 5-10% perkembangan penyakit aktif selama masa hidup mereka. Perbedaan presentase yang menunjukan terdapat perkembangan penyakit aktif tersebut, karena terdapatnya suatu penyakit yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang, sehingga menurunkan kinerja dari sistem immun tersebut untuk melindungi tubuh dari bakteri-bakteri maupun virus termasuk mikrobakteri tbc.
TB PARU DAN TB EKSTRA PARU
Mikrobakteri tuberculosis dapat menyerang dan menginfeksi organ tubuh mana saja, namun pada kasus yang umumnya terjadi bakteri dari tuberculosis menginfeksi dan menyerang organ paru-paru seseorang atau yang lebih di kenal dengan Tb Paru. Apabila bakteri Tbc tersebut tidak menginfeksi dan menyerang paru serta berkembang di luar organ paru-paru, maka di sebut dengan Tb Ekstra Paru. Bakteri Tbc juga dapat menginfeksi dan menyerang organ paru maupun organ tubuh lainnya, sehingga dapat menimbulkan Tb paru dan Tb ekstra paru secara bersamaan. Pada penderita Tb paru maupun Tb ekstra paru akan muncul gejala dan tanda antara lain :
- Berkeringat di malam hari tanpa sebab yang jelas
- Demam
- Menggigil
- Badan terasa lesu
- Turunnya berat badan secara signifikan
- Nafsu makan menghilang (tidak nafsu makan)
TB EKSTRA PARU
TB esktra paru terjadi apabila bakteri tuberculosis menginfeksi dan berkembang di luar organ paru. Pada sekitar 15-20% kasus, terjadi penyebaran dan perkembangan infeksi hingga sampai di luar organ pernafasan dan menyebakan TB dengan jenis lain. TB ekstra paru pada umumnya menginfeksi dan menyerang anak-anak maupun orang dewasa yang memiliki sistem immun yang lemah atau keadaan tubuh yang sedang tidak fit atau prima. TB ekstra paru menginfeksi, menyerang dan berkembang pada bagian-bagian tertentu, antara lain:
- Sistem kelenjar getah bening (skrofulodema leher)
- Sistem Urogenital (TB Urogenitasl)
- Pleura (TB pleuritis)
- Sistem syaraf pusat (TB Meningitis)
- Tulang persendian (Pott tulang belakang)
Terdapat juga TB yang lebih serius dan dapat berbahaya bagi penderitanya yaitu Tuberkulosis Milier atau bisa di sebut juga dengan TB Diseminata dan pada kasus TB Diseminata ini merupakan salah satu kasus TB Ekstra Paru terbanyak yaitu sekitar 10%.
TB PARU
TB Ekstra paru terjadi apabila bakteri tuberculosis menginfeksi dan menyerang organ paru-paru seseorang. Apabila infeksi Tuberculosis menjadi akfif, maka sekitar 90% selalu melibatkan organ paru-paru. Sekitar 25% penderita TB Paru tidak menunjukan tanda dan gejala apapun yang biasan di sebut dengan Asimptomatik. Namun terdapat tanda dan gejala lain yang menandakan anda terkena TB Paru. Gejala dan tanda tersebut antara lain :
- Batuk yang bersifat terus menerus atau berkepanjangan
- Terasa nyeri pada dada
- Kadangkala batuk dengan mengeluarkan darah
Pada kasus-kasus tertentu, infeksi dari bakteri tuberculosis dapat mengikis ke dalam arteri pulmonalis, sehingga dapat menyebabkan pendarahan yang biasa di sebut dengan Aneurisma Rasmussen. TBC juga dapat berkembang ke tahap lanjut dengan menjadi kronis, sehingga menyebabkan luka parut di bagian atas lobus paru-paru. Belum di dapatkan analisa dan alasan yang jelas mengapa paru-paru dapat mudah terinfeksi dan terserang oleh bakteri Tuberculosis, namun beberapa pendapat ahli mengungkapkan bahwa Paru-paru mudah terinfeksi oleh bakteri Tuberculosis, karena memang fungsi dari Paru-paru itu sendiri sebagai salah satu organ pernafasan, terutama pada paru-paru bagian atas yang lebih banyak mendapatkan aliran udara pada tubuh serta bisa juga karena di sebabkan oleh drainase limfa yang kurang baik pada paru-paru, khususnya paru-paru bagian atas.
PENCEGAHAN TBC
Antisipasi atau pencegahan yang dapat di lakukan adalah dengan mengontrol bakteri tuberculosis dan melakukan dan memberikan Vaksinasi pada bayi, deteksi atau mendiagnosis sejak dini dan melakukan perawatan aktif pada kasus TBC ini. WHO berhasil mencapai keberhasilan dengan pengobatan yang di improvisasi dan menimbulkan penurunan pada jumlah kasus TBC. Mari kita bahas secara spesifik pencegahan-pencegahan yang dapat di lakukan untuk kasus TBC ini.
1. Perhatikan kesehatan masyarakat
Pada tahun 2006, Kemitraan stop TB mengembangakn gerakan rencana stop Tuberkulosis yang bertujuan untuk menyelamatkan sekitar 14.000.000 jiwa pada tahun 2015, tetapi jumlah tersebut belum dapat di capai pada tahun ini, karena terdapatnya keterkaitan antara peningkatan penderita HIV/AIDS dengan penderita Tuberculosis serta resistensi multi-obat. Amerika membuat klasifikasi tuberculosis yang di kembangkan oleh American Thoracic Soecity yang sering di gunakan untuk program kesehatan masyarakat sebagi salah satu upaya pencegahan TBC.
Mengingat bahwa bakteri-bakteri TB terdapat dimana dan sangat rentan terinfeksi pada saluran pernafasan, maka kita harus memperhatikan gaya hidup dan pola makan dengan cara berikut :
- Istirahat dengan waktu ideal
- Hindari stress fisik maupun mental
- Konsumsi makanan yang bergizi
- Makan pada jam yang teratur
2. Melakukan dan memberikan vaksinasi
Dengan melakukan dan memberikan vaksin merupakan salah satu upaya efektif dalam rangka melakukan pencegahan TBC. Pada tahun 2011, hanya tersedia satu jenis vaksinasi yaitu vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin). Vaksin BCG ini terbukti efektif melawan virus dan bakteri yang dapat menimbulkan segala macam penyakit yang menyebar pada usia kana-kanak, namun masih terdapat peluang terjadinya TBC terutama TB Paru. Hal ini di sebabkan setelah 10 tahun mendatang, immnuitas yang di dapatkan dengan melakukan vaksin BCG akan menurun dan berkurang, namun inilah adalah salah satu jenis vaksin yang di gunakan oleh sekitar 90% anak-anak di dunia. Dari kekurangan vaksin BCG ini, para ahli sedang mengembangkan vaksin jenis baru yang lebih efektif untuk menghindari seseorang terinfeksi dan terserang bakteri tuberculosis.
PENANGANAN SECARA MEDIS
Pada pengobatan penderita TBC, umumya menggunakan antibiotik yang dapat berfungsi untuk membunuh bakterinya. Namun,pengobatan TBC yang efektif dengan menggunakan antibiotik sulit di tempuh, karena terhambat oleh struktur jaringan dan komposisi kimia dinding sel mikrobakteri yang tidak biasa, dimana dinding sel menahan antibiotik masuk, sehingga membuat obat dan antibiotik tersebut menjadi tidak efektif. Jenis Antibiotik yang umumnya di gunakan yaitu Rifampicin dan Isoniazid dengan pengobatan yang memakan waktu dan proses berbulan-bulan.
Demikian pembahasan mengeni penyakit TBC (Tuberculosis). Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah ilmu serta wawasan.
Artikel pilihan :
Artikel pilihan :